semestinya
telapak tanganmu lah perhentian itu
rumah bagi sajaksajak yang berlarian
dan bermain di ayunan
tapi rupanya kau cuma ingin menadah hujan
tengadah
dan melupakan tanah
tak ingat kah, pada pesan bintik matahari yang dititipkan di punggung lebah?
musim kering,
selalu menolak dipenggah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 komentar:
oya el jika kau berkenan
kau bisa bergabung di http://warungpuisi.ning.com
pak koki:
kenapa harus tidak berkenan..? :)
pak koki apa berkenan juga kalau aku ngeyup di warung wanamukti (benar di wanamukti?) njenengan? ^_^
silahkan el
dengan senang hati tentu
ya aku tinggal di sini
di wanamukti
ra mudheng aku... hehehe...
fajar:
ha........
wahhh, pemilihan katanya "sangar"
mantab, terus berkarya sobat :)
puisi yang Indah
:yang tapi bukan termasuk yang kusuka
di puisi ini, entah mengapa, aku merasa engkau sedang keliru tafsir terhadap apa atau siapa
barangkali
:terhadap harapanmu sendiri
eL
@ sang pencinta :
haa...
apa, atau siapa pun itu,
-aku tahu benar- memang cuma ingin menadah hujan, tidak selain itu.
Posting Komentar