Jumat, 12 Desember 2008

pantry 502

kotak gula pasir di samping wajahku.

jauh di bawah jendela kaca
kota kita mulai kembali menjadi nota
mobil dan orang memutari jalan
enggan dan lamban

masih,
kucetak wajahmu di muka stempel setiap pagi
kubawa menandai satupersatu
mimpi yang kutunailunaskan lalu kumasukkan ke saku baju

kotak gula pasir di samping wajahku
kusimpan,
untuk mungkin -kelak entah kapan-
kau minta menemani kopi pahitmu