Selasa, 19 Januari 2010

berhenti atau mati.

langit abuabu
kubungkus dengan kertas koran yang memberitakan
ada harapan di seberang selatan jalan
dan begitulah aku sampai pada pintumu.

segera aku terbaca habis seperti cuaca
dan aku begitu buta warna
serta merta luka.

lari. lari. lari.
duri. duri. duri.

berhenti atau mati.

Selasa, 15 Desember 2009

antibiotik.

pelanpelan kita mulai hapal
pada lorong yg tak pernah cukup terang dengan bangku bangku tunggu panjang
juga pada macam macam jenis nyeri dan rasa putus asa
yang lekat di lantai, di dinding, di wajah wajah pias
sengaja cuma kutinggalkan sebuah pertanyaan untukmu
: tahukah kau, kalau semua terapis itu mempunyai bau yang sama?
dan aku tersenyum membayangkan engkau kemudian berlari pergi sambil memekik
“Kau! Kau bau antibiotik!!”

Selasa, 11 Agustus 2009

namanya kesunyian.

kusebut ia kesunyian.

setelah mengantarku
dan meninggalkan sebuah kecupan di kening
ia berbalik untuk menjemput yang selainku
: kau, mungkin?

Rabu, 15 April 2009

mata badai

serupa udara
jatuh cinta pada ketinggian yang sempurna

: mata badailah Kita

Rabu, 18 Maret 2009

bukan rindu

tak pernah lebih dari sedetik dua kita bersitatap
selalu lebih dari cukup untuk menyepakati jarak
kau tanam batubatu di seluruh rumah
beberapa tumbuh di telinga dan kau kunci di belakang lidah
ada api
pada tiap kata yang kau pilih

di luar segalamu yang tak berpintu
aku duduk memeluk kotak tissue

Kamis, 05 Maret 2009

orang orang bertudung payung

"Jangan bernapas dengan udaraku!"

Kau dengar kami saling meneriaki pagi ini?
Hatihati,
setiap orang menyimpan angin celaka
yang selalu berpusing tak jauh-jauh dari kepalanya
Masingmasing menutupinya dengan payung warna warni
Payungpayung yang selalu terkembang semarak dan ceria.
Yang namun di pangkal tangkainya akan kau temu
Bukubuku jemari kami biru kaku
: tangantangan yang mengepal mati

Ah, tapi kami suka tangan kami,
Dengan jemari terkunci seperti ini
Tak perlu bersalam selamat datang atau melambai untuk bermacam kepulangan
Cukup menggenggam tangkai payung masingmasing kuatkuat,
Dan kami akan selamat.
Asal tidak lupa naik bis kota dengan kaki kanan dan turun dengan kaki kiri
Sungguh kami tak perlu mengkuatirkan apaapa lagi.
Termasuk mengkuatirkan cinta seperti katamu
Siasia saja
Dia sudah gantung diri di menara kota dengan seluruh kabel listrik yang kami punya
Kota jadi mati lampu sejak itu
Tapi tak apalah kita bergelapgelap sedikit,
Kau tak keberatan bukan?

Nah, kalau begitu segera pilih payungmu sendiri,
Berdiri agak jauhjauh dari kami
Setelah itu, kita sepakat untuk tidak saling peduli
Jangan ada pertanyaan lagi
Atau lipat saja payungmu dan pergi.

Sabtu, 07 Februari 2009

untuk debu

bulan tak pernah selamat sampai subuh.
cuaca sedang sulit, katanya.

gambargambar jatuh.
angin berkesiur tajam tibatiba.

sampai di lantai keduanya mati bersama.
siapa itu, mengunci mereka di laci kedap udara.

aku memecah diri lebih renik dari debu

: menjadi hantu.