angin laut terakhir
kubersihkan tanganmu dari sisa pasir
Senin, 25 Februari 2008
Sabtu, 23 Februari 2008
lakon luka
sudah terlampau paregreg
ketika kau mungkur dengan parang bermata bisu tersengkelit di pinggang
sepanjang kurusetra adalah sunyi yang memekik-mekik
seketika ombak mati
angin laut memilih pergi menyurung punggungmu yang sepi
kami cuma mengenalimu sebagai lindu tanpa titi mangsa
mangkat dengan warna merah pada sebuah sandikala yang lamur oleh halimun
pulanglah hanya jika mata kami telah benar-benar rabun
sebab cuma dalam keremangan kami mampu
menarikan lakon matikarenarindu
220208
Senin, 18 Februari 2008
JIKA ia DATANG BERSAMA INGATAN TENTANGMU
pagi lolos melalui sebuah genting kaca
mimpi lindap
hatiku gerimis
selalu ada yang pecah bersama embun pertama yang jatuh ke tanah
dan bukankah jalan ke lembah sudah lama berubah..?
mimpi lindap
hatiku gerimis
selalu ada yang pecah bersama embun pertama yang jatuh ke tanah
dan bukankah jalan ke lembah sudah lama berubah..?
Kamis, 07 Februari 2008
geragap ujung senja
senja surut,
biar kusulut pelita kecil meski entah apakah masih nafasmu yang hinggap kemudian jatuh berlepasan bersama sayap laron terakhir musim ini karena aku masih angin sasar,
mati di pucuk daun.
biar kusulut pelita kecil meski entah apakah masih nafasmu yang hinggap kemudian jatuh berlepasan bersama sayap laron terakhir musim ini karena aku masih angin sasar,
mati di pucuk daun.
Rabu, 06 Februari 2008
pada yang kurindu
seorang laki laki lahir bersama bunga pada sebuah pendhapa
aku mengunduh senyum wangi yang menguar di antara bahasa tembus cahaya
kelopak bermekaran pada musim semi yang menghangat di telapak tangannya
butir butir benang sari memenuhi udara
beberapa musim demikian, dan ia pun pergilah
seorang laki laki datang bersama pasir
musim semi-nya kini terbungkus debu
aku mengajaknya bermain hujan
beberapa kali hujan yang merdu, kemudian ia pamit mencari perdu
seorang laki laki datang membawa kerikil kerikil tajam
beberapa dititipkannya padaku
"aku ingin pulang"
ucapnya
maka kubawa ia pada pendhapa kelahirannya
tinggal lantai diretakpecahkan akar alang alang
..............................................................................
ada abu yang memerihkan dihantarkan angin pada matamu
..............................................................................
seorang laki laki pergi membawa batu di hatinya
ia tak pernah pulang.
aku mengunduh senyum wangi yang menguar di antara bahasa tembus cahaya
kelopak bermekaran pada musim semi yang menghangat di telapak tangannya
butir butir benang sari memenuhi udara
beberapa musim demikian, dan ia pun pergilah
seorang laki laki datang bersama pasir
musim semi-nya kini terbungkus debu
aku mengajaknya bermain hujan
beberapa kali hujan yang merdu, kemudian ia pamit mencari perdu
seorang laki laki datang membawa kerikil kerikil tajam
beberapa dititipkannya padaku
"aku ingin pulang"
ucapnya
maka kubawa ia pada pendhapa kelahirannya
tinggal lantai diretakpecahkan akar alang alang
..............................................................................
ada abu yang memerihkan dihantarkan angin pada matamu
..............................................................................
seorang laki laki pergi membawa batu di hatinya
ia tak pernah pulang.
Langganan:
Postingan (Atom)