Minggu, 18 Januari 2009

two cigarets in the dark

kau lukis dua batang rokok di kegelapan

pada kanvas yang tidak rata
kau saput garis tipis dan warna pucat

: sebab ini benar cinta
meski bagi mereka nampak sekelabu muslihat

ucapmu di salah satu percakapan kita
pada sebuah hari yang nyaris tak bersemburat

benarkah itu kita yang kulihat di sana ?
selalu terbakar namun namun tak pernah berkurang habis meski barang se-inchi - dua saja ?

kenapa masih bertanya ?
tukasmu sederhana

aku diam -tanpa pernah sempat paham-
: entah kita dikutuk atau apa,
tapi mengapa bahagia ?

di jembatan penyeberangan

kembali,
aku melihatnya di jembatan penyeberangan
ruparupa pertanda dan pertanyaan
pertanda yang membawamu menjauh
pertanyaan yang memaksamu mengaduh

tidakkah
kau merasa sesak seperti bis kota
sekaligus tua dan cemong persis kereta mati langkah
yang disemaki belukar di jatinegara ?

sore tidak pernah berubah
orang-orang
pulang
dan sebuah badai dimulailah

kita berebut jalan sembari menyampirkan kegelisahan
di pohon pohon ranggas yang menunggu ditebang

kau kadang, nyaris selalu, kutahu
lebih ingin matihilang
dan menyaksikan kuku-kukumu menjelma kunangkunang
menyenangkan hati bocahbocah lugu
memilih dijebak di kelambu
ketika malam masih belum berlampu

Kamis, 01 Januari 2009

desember tigasatu

ada paku
di kepalaku

ada batu
di matamu

tutup tahun yang gagu