Minggu, 18 Januari 2009

two cigarets in the dark

kau lukis dua batang rokok di kegelapan

pada kanvas yang tidak rata
kau saput garis tipis dan warna pucat

: sebab ini benar cinta
meski bagi mereka nampak sekelabu muslihat

ucapmu di salah satu percakapan kita
pada sebuah hari yang nyaris tak bersemburat

benarkah itu kita yang kulihat di sana ?
selalu terbakar namun namun tak pernah berkurang habis meski barang se-inchi - dua saja ?

kenapa masih bertanya ?
tukasmu sederhana

aku diam -tanpa pernah sempat paham-
: entah kita dikutuk atau apa,
tapi mengapa bahagia ?

5 komentar:

Unknown mengatakan...

boleh minta rokoknya?
aih dah hampir sadomasokisme? apa emang udah? hehe:)

Anonim mengatakan...

@ doa di putik kamboja :

ah, parah banget sampai ke dis-order begitu. nggak lah.. :)

Kidd mengatakan...

Apakah ini soal mendapat kebahagiaan dari sebuah rasa sakit/tersiksa?

Anonim mengatakan...

@ kidd :

kadang ketersiksaan itu cuma masalah sudut pandang :)

deFranco mengatakan...

rokokku habis..sik tak tumbas nang warung sebelah sik..