Kamis, 07 Agustus 2008

perhentian yang lupa

semestinya

telapak tanganmu lah perhentian itu

rumah bagi sajaksajak yang berlarian
dan bermain di ayunan

tapi rupanya kau cuma ingin menadah hujan

tengadah
dan melupakan tanah

tak ingat kah, pada pesan bintik matahari yang dititipkan di punggung lebah?

musim kering,
selalu menolak dipenggah

8 komentar:

Kurniawan Yunianto mengatakan...

oya el jika kau berkenan
kau bisa bergabung di http://warungpuisi.ning.com

Anonim mengatakan...

pak koki:

kenapa harus tidak berkenan..? :)

pak koki apa berkenan juga kalau aku ngeyup di warung wanamukti (benar di wanamukti?) njenengan? ^_^

Kurniawan Yunianto mengatakan...

silahkan el
dengan senang hati tentu

ya aku tinggal di sini
di wanamukti

Anonim mengatakan...

ra mudheng aku... hehehe...

Anonim mengatakan...

fajar:

ha........

Panda Lane Memory mengatakan...

wahhh, pemilihan katanya "sangar"

mantab, terus berkarya sobat :)

Unknown mengatakan...

puisi yang Indah
:yang tapi bukan termasuk yang kusuka

di puisi ini, entah mengapa, aku merasa engkau sedang keliru tafsir terhadap apa atau siapa

barangkali
:terhadap harapanmu sendiri
eL

Anonim mengatakan...

@ sang pencinta :

haa...
apa, atau siapa pun itu,
-aku tahu benar- memang cuma ingin menadah hujan, tidak selain itu.